tindakan tutur ilokusi dalam tuturan antar tokoh pada novel Menembus Impian Karya Abidah El khalieqy
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar
Belakang
Tindak
tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan untuk mengatakan sesuatu kepada lawan tutur. Dalam
hal ini bahasa sangat berperan penting untuk melakukan tindak tutur. Tarigan
(1986:5) Mengungkapkan, “ Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama kita umat
manusia dengan makhluk hidup laiinya di dunia ini”. Sehingga dapat dikatakan
bahasa sebagai alat komunikasi manusi untuk berinteraksi dengan manusia
lainnya. Hampir semua kegiatan dalam
masyarakat melibatkan penggunaan bahasa. Tanpa bahasa segala kegiatan dalam
masyarakat tidak akan terwujud dengan baik. Dalam melakukan komunikasi
terkadang antara penutur dan lawan tutur terjadi eksalahan interpretasi dalam
percakapan. Hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan apa yang diucapkan oleh
penutur tidak sama artiya dengan yang dimaksud oleh lawan tutur.
Kegiatan berkomunikasi antar manusia
terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Bentuk komunikasi tersebut yaitu
komunikasi secara lisan dan tulisan. Komunikasi secara lisan merupakan tuturan
secara langsung yang terjadi dalam percakapan sehari-hari untuk mengungkapkan
pesan yang hendak disampaikan kepada lawan bicara. Sedangkan komunikasi secara
tulisan merupakan tuturan secara tidak langsung ditemukan pada dialog
percakapan yang ada dalam media cetak.
Salah satu contoh komunikasi secara tulisan yaitu novel. Di dalam novel
berisikan tuturan-tuturan yang menceritakan tentang kehidupan sesuai dengan
kenyataan yang sering terkjadi pada kehidupan sehari-hari. Melalui
tuturan-tururan itu, pengarang dapat menyampaikan makna atau pesan yang
terkandung dalam cerita kepada pembacanya.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“’Tindak Tutur Ilokusi Dalam Tuturan Antar Tokoh Pada Novel Menebus Impian
Karya Abida L Haliyeki”. Hal inilah yang menjadi lasan bahwa novel dijadikan
sebagai objek penelitian bidang pragmatik, dengan melihat bentuk tuturan tokoh pada novel ini.
Penelitian
ini merupakan penelitian lanjutan. Penelitian serupa pernah diteliti oleh Yayuk
Mudiana dengan judul “Tindak Tutur Siswa SMA Negeri 2 Siak Hulu Kabupaten
Kampar”. Pada tahun 2006 oleh mahasiswa FKIP UIR dengan permasalahan tuturan
apasaja yang muncul dalam tindak tutur guru dengan sisiwa di SMA Negeri 2 Siak
Kabupaten Kampar dan sejenis tuturan apa saja yang muncul dalm tindak tutur
siswa dengan siswa SMA Negeri 2 Siak Hulu Kabupaten Kampar. Hasil penelitian
ditemukan tindak tutur antara guru dan siswa paling banyak menggunakan tindak
tutur asertif dan tuturan yang sedikit digunakan adalah tindak tutur
deklaratif. Sedangkan sisiwa dengan siswa tutran yang banyak digunakan yaitu
tuturan asertif dan tuturan sedikit digunakan adalah deklaratif. Penelitian
tersebut menggunakan metode desktriptif.
Penelitian
lain yang juga meneliti tentang tindak tutur adalah Lucian Panggaben mahasiswa
FKIP UIR pada tahun 2009 dengan judul “ Tindak Tutur Dalam Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A. A. Navis”.
Masalahnya tentang jenis-jenis tindak tutr apasaja yang terdapat dalam tutran
antar tokoh dalam naskah cerpen ini. Hasil penelitian menunjukka tuturan yang
banyak digunakan dalam cerpen ini adalah tuturan asertif dan tuturan yang
sedikit tuturan komisif.
Persamaan
dari penelitian ini adalah sama – sama meneliti tentag tindak tutur.
Perbedaannya terletak pada objek dan amsalhnya yang berbeda. Objek yang
diteliti yaitu novel yang Menebus Impian sedangkan masalahnya mengenai fungsi
tindak tutur ilokusi dan modus kalimat tuturan .
Penelitian
iini diharapkan bermanfaat secara teotis maupun secara praktis. Secara teoritis
dapat bermanfaat untuk membantu para pembaca memahami percakapan yang
mengandung tindak tutur. Secara praktis manfaatnya dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan mengenai pragmatic khususnya kajian tindak tutur bsik bagi
mahasiswa dan juga masyarakat umum.
1.1.2
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Apa
sajakah fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan antar tokoh
pada novel menebus impian karya Abidah El Khalieqy?
2. Apa
sajakah modus kalimat tuturan yang digunakan dalam setiap fungsi tindak tutur
ilokusi tersebut ?
1.1.3
Teknik Pengumpulan Data
Penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan teknik hermeneutik dan teknik studi
pustaka. Teknik hermeneutik adalah teknik baca, catat, dan simpulkan. Teknik
ini digunakan untuk membaca novel berulang-ulang agar menemukan data yang ingin
dicari. Sedangkan teknik studi pustaka digunakan untuk menganalisis fungsi
tindak tutur ilokusi dalam novel menebus impian karya Abidah El Khalieqy. Semua
badan penulis baca, pahami, dan ditelaah secara cermat sehingga diperoleh data.
Setiap data yang diperlukan dikutip secara langsung dan disajikan dalam tulisan
ini, sebagai bahan yang dianalisis untuk menjawab semua permasalahan
penelitian.
1.1.4
Teknik analisis data
Setelah
novel Menebus Impian dibaca secara berulang-ulang, maka langkah selanjutnya
yang penulis lakukan adalah :
1. Mengidentifikasi
data tuturan yang sesuai dengan teori yang telah dipaparkan ke dalam tindak
tutur ilokusi.
2. Menganalisis
data yang berupa kata atau kalimat berdasarkan fungsi tindak tutur ilokusi.
3. Menganalisis data yang berupa kata atau kalimat
berdasarkan modus kalimat tuturan.
1.1.5
Contoh
teknik analisis data :
1. Tindak
tutur Asertif Ilokusi Menyatakan
Dalam
ilokusi ini, penutur menyatakan sesuatu yang
terjadi yang pernah dirasakan seseorang, berikut ini contoh tindak tutur
asertif ilokusi menyatakan.
Siatuasi
1 : Nur terbangun dari tidur lelapnya setelah mendapat mimpi, dan Nur duduk
tercengang di atas kasur lantai dengan napas terengah-engah, Nur bertanya pada
dirinya dan menduga-duga tentang arti sebuah mimpi. (Abidah El Khalieqy,
2010:1-2)
Nenek : ‘Kau mesti bangkit dan terus bangkit”
Nur : “Bangkit menuju kemana?” (1)
Nenek : “ Menuju masa depan yang lebih cerah dari
sinar matahari”
Pada
tuturan (1) tersebut di atas termasuk tindak tutur ilokusi asertif menyatakan,
karena Nur dalam mimpimya dengan mrenyatakan dalam kalimatnya bangkit menuju
kemana. Tuturan Nur tersebut disampaikan oleh lawan tutur menuju masa depan
yang lebih cerah dari sinar matahari.
2. Situasi
2 : Emak selalu menasehati Nur dengan nada lembut, sebab Emak tahu Nur sebagai
anak perempuan mengerti yang dinasehati oleh Emaknya. (Abidah El Khalieqy,
2010:54-56).
Emak : “Kau mesti hati-hati dengan lelaki,
Nur!”(92)
Nur : ‘Kenapa, Mak. (93) Apa semua lelaki
seperti bapak”(94)
Emak
: “Ya tidak.(95) Tapi sebagai perempuan kamu
harus bisa memilih kalau bergaul
dengan lelaki. (96) jangan seting jalan sama Anton, anak kepala desa itu.”(97)
Nur : Kalau sama Mas Rofiq boleh ya, Mak?’(98)
Pada
tuturan (94) tersebut di atas termasuk tindak tutur ilokusi asertif. menyatakan,
karena Nur menyatakan kepada Emaknya apa semua lelaki seperti bapak. Tuturan
Nur tersebut menyatakan suatu peristiwa tentang seorang laki-laki seperti
bapaknya.
1.1.6 Simpulan :
Berdasarkan
hasil analisis data yang telah penulis lakukan pada bab II sebelumnya. Searle
mengklafikasikan tindak tutur ilokusi menjadi 5 jenis yaitu : (1) tindak tutur
asertif, (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur komisif, (4) tindak tutur
ekkspresif dan (5) tindak tutur deklaratif. Sedangkan untuk modus kalimat dikemukakan
oleh Wijana yang terdiri dari : (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat interogatif
dan (3) kalimat imperatif. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa fungsi tindak tutur
ilokusi dan modus kalimat tuturan yang digunakan oleh antar tokoh.