Pendidikan dalam arti tutur kata
saya adalah suatu sarana prasarana untuk menciptakan suatu proses pengembangan
peserta didik dengan tujuan ketercapaian tingkat kemampuan seperti, afektif,
kognitif dan psikomotorik. Pendidikan itu tidak mesti hanya di dalam ruang
lingkup sekolah saja, yang dapat menimba ilmu dan pengetahuan disaat proses belajar mengajar saja. Akan
tetapi suatu pendidikan itu bisa datang dari luar, tanpa adanya kurikulum yang
berlaku. Itu dapat dikatakan pendidikan tradisional, yang dari mulut-kemulut
dalam pengembangan wawasan seseorang itu datang dari lingkungan setempatnya.
Dapat dicontohkan, disuatu desa terdapat segerombolan bocah-bocah yang datang
ke surau atau mushollah untuk belajar mengaji. Awal bocah itu mengaji di mulai
dari iqra’, dan diteruskan sampai kepada iqra’ enam lalu dilanjutkan kepada
alqur’an. Jadi pendidikan tradisional
itu sama seperti pendidikan formal, namun diluar kurikulum yang berlaku.
Menurut
pandangan saya kepada pendidikan yang ada di Indonesia ini cukup kurang
memadai. Banyak beberapa faktor-faktor penghambat yang di nilai pendidikan di
Indonesia ini lamban. Sehingga Negara-negara yang maju akan pendidikan di
Negara lainnya lebih meninggalkan Negara kita yang masih tertinggal jauh.
Misalnya dapat dilihat dari daerah kita saja yang tidak adil dalam menyesuaikan
suatu pendidikan diantaranya di berbagai
kota dengan di daerah terpencil. Mau dikatakan apa, jikalau suatu pendidikan
itu tidak sesuai apa yang di harapkan kalau dari tahun ke tahun masalah
pendidikan di Negara ini tidak berkembang. Sedangkan kita ketahui saja, banyak
para siswa itu memiliki tingkat kemampuan, serta minat dan bakat yang ada pada
jati diri seseorang tersebut. Itupun pemerintah Indonesia ini tidak memelihara ataupun
mempertahankan orang-orang yang memiliki karakter seperti itu. Namun dalam
sepengetahuan saya, orang tersebut dipakai atau ditugaskan ke negara-negara
yang berkembang untuk dipekerjakan di negaranya. Dapat dikatakan, bahwa
pendidikan kita ini sedang dijajah.
Orang yang
pendidikannya berprestasi dengan baik selalu memenangkan kejuaraan olimpiade
dalam tingkat internasional maupun nasional, itu semestinya wajib pemerintah di
Negara Indonesia ini mengambil tindakan. Tindakan untuk mewujudkan cita-cita
yang telah mereka kembangkan dengan hasil keringat maupun jerih payah dalam
proses belajar. Dan juga pemerintah haruslah membayar atas jerih payah mereka,
bisa dikatakan dana ataupun bonus dan mengakui keberadaannya. Dengan adanya
itu, para peserta didik dan para pekerja handal juga dapat memotifasi dirinya untuk
mempertahankan prestasi dan mengembangkannya lagi. Merekapun berpikir bahwa pemerintah
telah memperhatikan para peserta didik yang berprestasi maupun orang yang
berintelektual tinggi diluar pendidikan. Manfaatnya ini semua adalah
mengharumkan nama baik tanah air Indonesia ini. Serta menunjukkan bahwa Negara
kita ini tidaklah lemah dalam pendidikan. Pemerintah harus mempertahankan
mereka tersebut, jangan sampai Negara lain mengambil orang-orang yang
bermanfaat dalam pengembangan Indonesia yang akan datang. Walaupun di Negara luar sana sangat menggiurkan dalam
masalah keuangan ataupun gaji untuk orang yang berintelektual tinggi dan
prestasi yang menonjol ataupun para pekerja handal, sewajibnya pemerintah
haruslah membayar dengan harga tinggi dari Negara lain, agar mereka tersebut
tidak beranjak atau singgah di Negara lain itu.
Akan tetapi, orang yang
berpendidikan akan memahami situasi dalam Negaranya ini, karena tenaganya
merasa dibutuhkan untuk Negara Indonesia ini. Namun bagaimana dengan mereka
yang sangat menginginkan kekayaan utnuk kebutuhan hidupnya, lalu mereka akan
berpergian meninggalkan tanah kelahirannya, dan menetap di Negara orang hanya
untuk sebuah material dalam kebutuhan hidupnya. Karena di Negara luar lebih
mementingkan orang tersebut sehingga di bayar dengan tinggi atas kemampuannya.
Bagaimana
dengan pendidikan dalam teknologi?, tentunya di Negara Indonesia ini masih
belum ada kemajuan mengenai teknologi di dalam sekolah-sekolah yang ada di
daerah terpencil khususnya di desa maupun daerah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Daerah tersebut sangatlah membutuhkannya, karena dalam pembelajaran mereka bisa
melakukan pencaharian melalui internet serta memudahkan untuk mengetahui dunia
pendidikan ataupun juga bisa membuat suatu karya yang menarik di dalam sebuah
teknologi. Tidak hanya itu saja, sekarang zaman bukanlah zaman edan. Kita
diciptakan di muka bumi ini untuk melaksanakan perintah tuhan, salah satunya
membuat inovasi baru yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Bagi di daerah kota yang sudah maju dalam
teknologi, tentunya untuk mereka yang membutuhkan sangatlah mudah
menggunakannya. Apalagi warnet-warnet di kota sudah banyak, jadi pada dunia
persaingan sangatlah murah harganya untuk sebuah warnet. Coba bandingkan di
daerah tepencil, sedikitnya usaha warnet dan memungkinkan harga disana
sangatlah mahal. Ditambah lagi dengan keadaan ekonomi disana, sungguh sangat
terbebani buat mereka para pelajar dalam pembelajaran. Apalagi disekolah itu
teknologi seperti komputer sangatlah terbatas, sehingga pendidik tidak bisa melakukan
pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Hanya guru yang kreatiflah yang dapat
menutup semua itu.
Menurut
pandangan saya, pendidikan bagi seorang guru atau dosen itu yang pertama ada
yang berjiwa benar-benar khalayaknya seorang pahlawan dan yang kedua ada juga
pahlawan yang sesuka hatinya mengajar. Maksud dari yang pertama itu adalah seorang
guru atau dosen dalam pengajarannya sangatlah dapat menarik hati peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Artinya apa, dimana seorang pendidik selalu
mengajarkan tentang suatu fakta yang dilakukan dengan berbagai metode-metode yang
imajinatif melalui prinsip-prinsip yang ada pada dirinya. Dan yang paling utama
ditambah dengan hubungan sosial terhadap peserta didik tersebut. Bagaimana
dengan pandangan saya yang kedua?, itu dapat dikatakan “habis menimba tidak
dituangkan”. Maksudnya ilmu yang telah didapatkan atau pengalamannya tidak ada
diberikan kepada yang membutuhkannya.
Sudah mendapatkan gelarpun masih seperti itu. Yang ia lakukan duduk santai
diruangan, atau keluar sampai habis jam pengajarannya. Dia hanya memberikan
semacam tugas kelompok saja, atau membiarkan para peserta didik untuk
berdiskusi. Siapa yang bertanya dan menjawab, dia hanya memberi penilaian saja
sambil duduk santai mendengarkan ocehan para peserta didik. Atau memberikan
catatan lalu pergi cari angin keluar.
Pendidikan
itu sangatlah penting dimana saja kita berada. Orang-orang yang tidak memiliki
pendidikan tidak akan mengetahui asal muasal yang ada disekitar kita.
Pendidikan sebagai kebutuhan kehidupan itu adalah suatu modal untuk maju,
mencapai kebutuhan yang ingin dimiliki. Tanpa pendidikan, kita bagaikan sampah
yang terima begitu saja untuk dicampakkan. Janganlah sampai seperti itu di dunia
pendidikan yang terutama di Indonesia ini. Untuk generasi penerus bangsa,
jangan sampai pandangan yang saya sebutkan itu terjadi. Berusaha dan selalu
ingat oleh sang penciptamu.