Jumat, 09 Maret 2012

MAL SKA PEKANBARU HAMPIR LUDES

Pekanbaru, jum’at(9/03) telah terjadi kebakaran di kawasan pusat perbelanjaan  Mal Sentral Komersil Arengka (SKA) Pekanbaru, Riau. Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB.  Diperkirakan peristiwa itu terjadi karena ledakan genset yang berasal dari lantai dasar.

Dinas Pemadam Kebakaran kota Pekanbaru. Menerjunkan 10 unit mobil pemadam untuk mengendalikan si jago merah. Petugas pemadam berhasil menjinakkan si jago merah, walaupun Masih terlihat adanya asap tebal di dalam mal. Petugas pemadam masih siaga dan sebahagiannya bekerja membersihkan sisa-sisa api yang ada di dalam mal tersebut.

Sepengetahuan petugas pemadam , api berasal dari Hypermat dan gudang  yang ada di lantai dasar. Menurut informasi yang dapat dikutip, kebakaran itu terjadi karena adanya ledakan genset serta ada tiga orang yang pingsan akibat menghirup asap tebal dan dilarikan kerumah sakit.

Menurut wakil Direktur utama Arcin Senjana megatakan api berasal dari hypermat yang melanda gudang, yang terjadi karena arus pendek. “untuk masalah kerugian juga saya belum mengetahui, karena nantinya masih dalam proses penyelidikan oleh pihak yang berwenang”, ujar wakil dirut.”dengan adanya alat pendeteksi kebakaran dalam sebuah alarm, kami selalu singgap untuk menginformasikannya kepada semua pihak maupun masyarakat yang berada didalam  mal”,tambahnya.

Banyak masyarakat menyaksikan peristiwa tersebut sekitar lokasi maupun diluar lokasi. Sementara itu, lalu lintas dari Jalan Soekarno-Hatta yang dekat mal terjadi kemacetan.Dan sebagai pengamanan, polisi berjaga-jaga  baik di dalam muaupun di luar pagar mal.


Jumat, 02 Maret 2012

SEKILAS PANDANGAN DALAM PENDIDIKAN



Pendidikan dalam arti tutur kata saya adalah suatu sarana prasarana untuk menciptakan suatu proses pengembangan peserta didik dengan tujuan ketercapaian tingkat kemampuan seperti, afektif, kognitif dan psikomotorik. Pendidikan itu tidak mesti hanya di dalam ruang lingkup sekolah saja, yang dapat menimba ilmu dan pengetahuan  disaat proses belajar mengajar saja. Akan tetapi suatu pendidikan itu bisa datang dari luar, tanpa adanya kurikulum yang berlaku. Itu dapat dikatakan pendidikan tradisional, yang dari mulut-kemulut dalam pengembangan wawasan seseorang itu datang dari lingkungan setempatnya. Dapat dicontohkan, disuatu desa terdapat segerombolan bocah-bocah yang datang ke surau atau mushollah untuk belajar mengaji. Awal bocah itu mengaji di mulai dari iqra’, dan diteruskan sampai kepada iqra’ enam lalu dilanjutkan kepada alqur’an.  Jadi pendidikan tradisional itu sama seperti pendidikan formal, namun diluar kurikulum yang berlaku.
                Menurut pandangan saya kepada pendidikan yang ada di Indonesia ini cukup kurang memadai. Banyak beberapa faktor-faktor penghambat yang di nilai pendidikan di Indonesia ini lamban. Sehingga Negara-negara yang maju akan pendidikan di Negara lainnya lebih meninggalkan Negara kita yang masih tertinggal jauh. Misalnya dapat dilihat dari daerah kita saja yang tidak adil dalam menyesuaikan suatu pendidikan diantaranya  di berbagai kota dengan di daerah terpencil. Mau dikatakan apa, jikalau suatu pendidikan itu tidak sesuai apa yang di harapkan kalau dari tahun ke tahun masalah pendidikan di Negara ini tidak berkembang. Sedangkan kita ketahui saja, banyak para siswa itu memiliki tingkat kemampuan, serta minat dan bakat yang ada pada jati diri seseorang tersebut. Itupun pemerintah Indonesia ini tidak memelihara ataupun mempertahankan orang-orang yang memiliki karakter seperti itu. Namun dalam sepengetahuan saya, orang tersebut dipakai atau ditugaskan ke negara-negara yang berkembang untuk dipekerjakan di negaranya. Dapat dikatakan, bahwa pendidikan kita ini sedang dijajah.
                Orang yang pendidikannya berprestasi dengan baik selalu memenangkan kejuaraan olimpiade dalam tingkat internasional maupun nasional, itu semestinya wajib pemerintah di Negara Indonesia ini mengambil tindakan. Tindakan untuk mewujudkan cita-cita yang telah mereka kembangkan dengan hasil keringat maupun jerih payah dalam proses belajar. Dan juga pemerintah haruslah membayar atas jerih payah mereka, bisa dikatakan dana ataupun bonus dan mengakui keberadaannya. Dengan adanya itu, para peserta didik dan para pekerja handal juga dapat memotifasi dirinya untuk mempertahankan prestasi dan mengembangkannya lagi. Merekapun berpikir bahwa pemerintah telah memperhatikan para peserta didik yang berprestasi maupun orang yang berintelektual tinggi diluar pendidikan. Manfaatnya ini semua adalah mengharumkan nama baik tanah air Indonesia ini. Serta menunjukkan bahwa Negara kita ini tidaklah lemah dalam pendidikan. Pemerintah harus mempertahankan mereka tersebut, jangan sampai Negara lain mengambil orang-orang yang bermanfaat dalam pengembangan Indonesia yang akan datang. Walaupun  di Negara luar sana sangat menggiurkan dalam masalah keuangan ataupun gaji untuk orang yang berintelektual tinggi dan prestasi yang menonjol ataupun para pekerja handal, sewajibnya pemerintah haruslah membayar dengan harga tinggi dari Negara lain, agar mereka tersebut tidak beranjak atau singgah di Negara lain itu.
Akan tetapi, orang yang berpendidikan akan memahami situasi dalam Negaranya ini, karena tenaganya merasa dibutuhkan untuk Negara Indonesia ini. Namun bagaimana dengan mereka yang sangat menginginkan kekayaan utnuk kebutuhan hidupnya, lalu mereka akan berpergian meninggalkan tanah kelahirannya, dan menetap di Negara orang hanya untuk sebuah material dalam kebutuhan hidupnya. Karena di Negara luar lebih mementingkan orang tersebut sehingga di bayar dengan tinggi atas kemampuannya.
                Bagaimana dengan pendidikan dalam teknologi?, tentunya di Negara Indonesia ini masih belum ada kemajuan mengenai teknologi di dalam sekolah-sekolah yang ada di daerah terpencil khususnya di desa maupun daerah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Daerah tersebut sangatlah membutuhkannya, karena dalam pembelajaran mereka bisa melakukan pencaharian melalui internet serta memudahkan untuk mengetahui dunia pendidikan ataupun juga bisa membuat suatu karya yang menarik di dalam sebuah teknologi. Tidak hanya itu saja, sekarang zaman bukanlah zaman edan. Kita diciptakan di muka bumi ini untuk melaksanakan perintah tuhan, salah satunya membuat inovasi baru yang bisa bermanfaat untuk orang lain.  Bagi di daerah kota yang sudah maju dalam teknologi, tentunya untuk mereka yang membutuhkan sangatlah mudah menggunakannya. Apalagi warnet-warnet di kota sudah banyak, jadi pada dunia persaingan sangatlah murah harganya untuk sebuah warnet. Coba bandingkan di daerah tepencil, sedikitnya usaha warnet dan memungkinkan harga disana sangatlah mahal. Ditambah lagi dengan keadaan ekonomi disana, sungguh sangat terbebani buat mereka para pelajar dalam pembelajaran. Apalagi disekolah itu teknologi seperti komputer sangatlah terbatas, sehingga pendidik tidak bisa melakukan pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Hanya guru yang kreatiflah yang dapat menutup semua itu.
                Menurut pandangan saya, pendidikan bagi seorang guru atau dosen itu yang pertama ada yang berjiwa benar-benar khalayaknya seorang pahlawan dan yang kedua ada juga pahlawan yang sesuka hatinya mengajar. Maksud dari  yang pertama itu adalah seorang guru atau dosen dalam pengajarannya sangatlah dapat menarik hati peserta didik dalam proses belajar mengajar. Artinya apa, dimana seorang pendidik selalu mengajarkan tentang suatu fakta yang dilakukan dengan berbagai metode-metode yang imajinatif melalui prinsip-prinsip yang ada pada dirinya. Dan yang paling utama ditambah dengan hubungan sosial terhadap peserta didik tersebut. Bagaimana dengan pandangan saya yang kedua?, itu dapat dikatakan “habis menimba tidak dituangkan”. Maksudnya ilmu yang telah didapatkan atau pengalamannya tidak ada diberikan  kepada yang membutuhkannya. Sudah mendapatkan gelarpun masih seperti itu. Yang ia lakukan duduk santai diruangan, atau keluar sampai habis jam pengajarannya. Dia hanya memberikan semacam tugas kelompok saja, atau membiarkan para peserta didik untuk berdiskusi. Siapa yang bertanya dan menjawab, dia hanya memberi penilaian saja sambil duduk santai mendengarkan ocehan para peserta didik. Atau memberikan catatan lalu pergi cari angin keluar.
                Pendidikan itu sangatlah penting dimana saja kita berada. Orang-orang yang tidak memiliki pendidikan tidak akan mengetahui asal muasal yang ada disekitar kita. Pendidikan sebagai kebutuhan kehidupan itu adalah suatu modal untuk maju, mencapai kebutuhan yang ingin dimiliki. Tanpa pendidikan, kita bagaikan sampah yang terima begitu saja untuk dicampakkan. Janganlah sampai seperti itu di dunia pendidikan yang terutama di Indonesia ini. Untuk generasi penerus bangsa, jangan sampai pandangan yang saya sebutkan itu terjadi. Berusaha dan selalu ingat oleh sang penciptamu.